Kamis, 19 Agustus 2010

Berbelanja di Afrika Selatan

Ternyata harga-harga belanja di sana unik. Karena bias berubah-ubah setiap saat. Seperti misalnya bila kita beli Vuvuzela, terompet khas Afrika Selatan yang kini jadi favorit untuk meramaikan suasana ketika nonton pertandingan sepakbola Piala Dunia. Harganya bias bervariasi antara 40 hingga 100 Rand Afrika Selatan.

Alat tersebut awalnya terbuat dari kudu atau tanduk Antelop. Gunanya sebagai alat teradisional untuk memanggil warga rapat adat. Kini ia telah menjadi salah satu industeri andalan. Dan kini telah diadopsi untuk instrument para fans sepakbola internasional. Awal mulanya pernah diprotes karena suaranya yang terlalu keras namun akhirnya FIFA mentolerirnya.

Kini ia telah menjadi cenderamata yang khas Afrika Selatan. Sehingga industri Vuvuzela kini mencapai sekitar 6,45 juta Dollar Amerika. Di tempat-tempat tertentu seperti di took cenderamata atau di bandara harganya dipatok sekitar 100 Rand. Sedangkan yang murah adalah yang di pasar-pasar yang berharga sekitar setengahnya.

Uniknya bila kita membawa banyak Rand maka pedagang selalu akan minta tambah uang setelah harga Vuvuzela telah kita bayar, dan bila kita tidak mau menambahkan maka pedagang itu bias saja mengambil lagi barang yang telah kita beli.

Bila kita berbelanja di pertokoan maka harga-harga bias berubah dalam sekejap. Dan bila kita makan di restoran maka uang kembalian tidak akan dikembalikan dan dianggap sebagai tip untuk pelayan. Misalkan kita makan Burger seharga 60 Rand dan kita bayar dengan mata uang 100 Rand maka jangan harap kita akan mendapat kembalian 40 Randnya. Atau ada bebrapa pelayan yang sopan akan menanyakan apakah uang kembaliannya akan diberikan untuk dia.